Resume Buku : Si Juki #BERANIGAGAL - Alwan.id

Baru

Selasa, 06 Juni 2017

Resume Buku : Si Juki #BERANIGAGAL

Resume Buku : Si Juki #BERANIGAGAL
            Hai Sobat, kali ini saya akan membagikan resume buku Si Juki #BERANIGAGAL karya FazaMeonk. Cekidot sob

Resume Buku : Si Juki #BERANIGAGAL

            Pagi itu di ibukota Indonesia, hiruk piruk kegiatan masyarakat. Pemilihan capres masih hangat dibicarakan. Juki dan Tuti capres digital yang angka perolehannya melebihi ke-2 pasangan lainnya. Sayangnya, hasil pemilu digital tidak diakui oleh negara, dan yang diakui adalah pemilu konvensional. Akhirnya, Juki dan Tuti harus menerima kekalahan.
            Setahun berlalu, Juki sedang tiduran di rumah kosnya. Tiba-tiba ibu kos datang mengetuk pintu. Juki kaget dan ketakutan, karena ia belum bayar kos 3 bulan. Tapi hari itu suasana hati ibu kos sedang baik, dia memberitahukan Juki kalau ada Mbak Majua Sikhat dari Katro TV yang mau mewawancarai Juki sebagai capres gagal.
            Seketika rumah kos penuh dengan warga yang penasaran. Karena idenya, Juki memperbolehkan hanya keluarga ibu kos yang boleh ikut syuting, dengan syarat biaya kosnya 3 bulan dianggap lunas.
            “SATU ORANG YANG MENCOBA LALU GAGAL, LEBIH BAIK DARIPADA SERIBU ORANG YANG TAK PERNAH MENCOBA” Juki membuka wawancara.
            Juki menceritakan kalau kegagalan sering terjadi di alam semesta. Adam dan Hawa misalnya mereka adalah dua sejoli pertama yang gagal menunaikan perintah untuk tidak memakan buah terlarang. Akibatnya, dia diusir ke bumi. Dinasaurus sebagai spesies yang menguasai bumi jutaan tahun yang lalu pun gagal bertahan dari bencana meteor dan larva pijar sehingga spesiesnya punah. Dari situ dapat disimpulkan bahwa kegagalan bisa terjadi pada siapa saja dan kapan saja.
            Sama seperti sekarang, mahasiswa pada zaman purba harus mengalami ujian dan skripsi. Bedanya, mereka harus memahat skripsinya di batu-batuan gunung. Mereka mengangkut batu dari gunung, memahat skripsi, lalu mengangkut lagi untuk diserahan pada dosen pembimbing, tidak jarang mereka tertimpa skripsinya sendiri.
            Skripsi yang mereka ajukan, tentu tidak langsung di ACC, mereka harus merevisi puluhan kali, dan menulisnya kembali di atas batu, lalu menyetorkan. Salah satu mahasiswa yang mengalami revisi terbanyak adalah Picentropus Ukimongus Begengus atau biasa disebut Ukinikus. Nenek moyang Juki di masa purba menjadi seorang mahasiswa di Universitas Menhir Jaya (UMJ). Memasuki semester yang ke empat puluh lima, namun ia belum lulus juga.
            Akhirnya saat-saat yang ditunggu datang juga, kesempatan terakhir bagi Ukinikus untuk mengajukan skripsi. Setelah banyak malam begadang untuk menyelesaikan skripsi, si Ukinikus mendapat ACC untuk sidang skripsi.
            Pagi itu ia tampak kelelahan. Wajar saja, malam sebelumnya ia sibuk menduplikat skripsi dengan memahat batu-batu raksasa. Ya maklumlah, fotokopi di era itu belum ada. Keesokan harinya si Ukinikus pergi ke UMJ, terlihat sang dosen sedang memimpin ritual wisuda. Si Ukinikus memprotes kalau dia belum sidang. Ternyata, ia ketiduran selama 3 hari karena kelelahan. Itulah kegagalan paling bersejarah dalam silsilah nenek moyang Juki.
            Yak kembali ke cerita awal. Setiap gagal, sang babe selalu mengingatkan “INGAT WALAPAUN LO MENGALAMI KEGAGALAN! TAPI, DULUNYA LO ADALAH SPERMA YANG MEMENANGKAN PERSAINGAN, JUKI”
            Waktu itu, di ruang tunggu calon manusia, para sperma berkumpul dan berlatih agar menang lomba lari. Tiba-tiba sekejap mati lampu. Muncullah ketua asosiasi sperma. Ia menjelaskan profil dari orang tua Juki. Sang babe biasa dipanggil Bang Mamat, mantan preman, sekarang jadi juragan angkot, hobinya ngobrol sama angkot, suka makan jengkol. Emaknya Juki, Khodijah. Hobinya ngerumpi, kalau nawar ke tukang sayur sadisnya bukan main. Dan yang pasti, beliau ini pelit dan gaptek.
            Setelah mendengar paparan itu, seketika para calon manusia, mengurungkan niatnya untuk menjadi manusia. Namun ada satu sperma yang malah asik tidur, itu adalah Juki. Para sperma yang lain setuju untuk mengorbankan Juki untuk dijadikan manusia. Dan akhirnya Juki berhasil terlahir ke dunia sebagai manusia.
            Setelah, beberapa jam Juki di wawancarai oleh Mbak Majua, tibalah di pertanyaan terakhir. Mbak Majua menanyakan kenapa Juki begitu siap dengan kegagalan. Dengan contekan Juki menjawab “Itu karena gue yakin, di dunia ini bukan cuma gue yang pernah mengalami kegagalan. Bahkan, teman-teman dan orang-orang di sekitar gue sering mengalami kegagalan. Kalo mereka bisa bangkit kenapa gue kagak?”
            Salah satu kegagalan yang dialami makhluk lain adalah kegagalan yang dialami Coro, kecoa peliharaan Juki. Coro dicap oleh spesies nya sebagai kecoa gagal. Coro dilahirkan di got kotor dan nyaman ibu kota. Lahir bersama para saudara kandung yang- sampai suatu saat kaum kami musnah pun, Coro nggak hafal saudaranya. Alasannya adalah, disaat saudara-saudara Coro suka di tempat jorok, Coro malah kabur dari rumah untuk mencari tempat yang bersih dan nyaman
            Coro menemukan tempat tinggalnya yang baru di sebuah rumah mewah milik orang kaya. Coro bermarkas di salah satu rak buku milik tuan rumah. Toilet rumah sangat bersih, sampai-sampai kecoa lain ga berani masuk. Ada satu toilet darurat itu pun letaknya di belakang rumah. Setiap Coro ketemu sesame kecoa, kecoa lain membicarakan Coro, bahkan ada yang mengejeknya sebagai kecoa salah gaul.
            Setelah dipikir-pikir Coro ingin bergabung dengan spesiesnya, dengan bermodal keberanian Coro menemui kepala suku kecoa. Sang kepala suku mengutus Rambo, kecoa kepercayaan untuk melatih Coro. Untuk menjadi kecoa sejati, Coro harus mampu bertahan dalam kloset 1 jam, dan makan muntahan manusia. Syarat pertama telah dilewati, namun syarat kedua Coro menyerah dengan ekspresi hampir mati.
            Setelah gagal mencoba. Coro memutuskan untuk tetap menjadi dirinya, sebagai kecoa keren yang salah pergaulan, Coro berpikir mungkin dia kecoa spesies baru yang benci kejorokan.
            Setelah sekian lama, akhirnya Mbak Majua menutup wawancara dengan pesan “tiap orang punya kegagalan versinya sendiri. Hal inilah yang disadari si Juki. Sehingga sekalipun gagal ia tetap dapat tertawa. Tak semua kegagalan harus diiringi air mata, kadang tawa adalah cara terbaik untuk bangkit dan terus berupaya”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar