Resume Buku : Bertanam Cabai Rawit dalam Pot - Alwan.id

Baru

Rabu, 07 Juni 2017

Resume Buku : Bertanam Cabai Rawit dalam Pot



Hai Sobat, kali ini saya akan membagikan resume buku non fiksi berjudul Bertanam Cabai Rawit dalam Pot karangan Haryoto. Cekidot sob

Resume Buku : Bertanam Cabai Rawit dalam Pot

          
            Pada era sekarang, hampir setiap hari kita dihadapkan pada suasana yang serba bangunan beton. Saat berangkat kerja, di ruang kerja, dan sepulang kerja kita menempati bangunan rumah juga. Rasanya penat jika tak ada selingan suasana. Apalagi di rumah pun tak ada hijauan tanaman yang memadai. Salah satu tanaman yang dapat dibudidayakan di lahan sempit adalah cabai rawit. Jika tak ada lagi halaman rumah yang tersisa, cabai rawit juga dapat tumbuh subur walau di dalam pot. Selain bermanfaat sebagai pajangan di seputar rumah, tanaman cabai rawit dalam pot dapatdipetik hasilnya sebagai bumbu sayuran, bahan utama sambal, atau pengiring saat kita memakan tempe bacem.
            Cabai rawit tergolong tanaman yang memerlukan banyak air. Meskipun demikian, tanaman berbuah pedas ini tetap tidak suka tempat hidupnya tergenang air. Cara yang gampang, campur media tanam tersebut dengan pasir atau media lain yang tidak menahan air, misalnya sekam. Sebagai wadah tanaman, kita dapat menggunakan ember atau bekas wadah cat tembok yang dilubangi bagian sampingnya, sebagai saluran pengeluaran sisa air siraman.
            Sebelum bertanam cabai rawit ada baiknya kita mengenal tentang cabai rawit. Cabai rawit termasuk tanaman yang mudah ditanam di mana saja, baik di dataran tinggi maupun rendah, tanpa banyak perawatan. Jenis-jenis cabai rawit pun beragam, antara lain cabai rawit putih, cabai rawit hijau, cabai rawit kecil, dan cabai rawit hias.
            Cabai rawit termasuk tanaman dikotil (biji berkeping dua) dan berakar tunggang. Batang hanya mengandung sedikit zat kayu sehingga tidak kuat berdiri tegak saat berbuah lebat. Daun cabai rawit putih berwarna hijau muda, sedangkan daun cabai rawit hijau dan cabai rawit kecil berwarna hijau tua. Bunga berdiri tegak pada ketiak daun, berwarna putih bersih, berbentuk bintang. Buah muda berwarna hijau atau putih kekuning-kuningan dan berubah menjadi merah setelah tua.
            Cabai rawit mengandung vitamin A kadar tinggi (11.050 SI), setara dengan kandungan vitamin A dalam daun singkong (11.000 SI), hamper dua kali lipat dibandingkan dengan kadar vitamin A dalam bayam, dan sedikit lebih rendah dari wortel (12.000 SI). Cabai juga mengandung vitamin C dan bahan-bahan mineral yang cukup tinggi, terutama zat besi dan kalsium.
             Bertanam cabai rawit dalam pot dimulai dengan tahapan yang pertama menyiapkan pot dan media tanam, diantaranya memilih pot yang sesuai, menyiapkan media tanam yang baik dan mengisikan media tanam ke dalam pot. Kedua, menyiapkan benih atau bibit, diantaranya memilih bibit yang berkualitas, sehat, memiliki daya kecambah tinggi dan berasal dari varietas unggul; memperlakukan benih dengan baik agar memperoleh bibit yang kualitasnya unggul; dan menyemai benih ke tempat penyemaian. Ketiga, menanam bibit dalam pot. Dan yang terakhir merawat tanaman, yakni menyiram 1-2 kali sehari dan pemupukan dua kali sehari atau dua minggu sekali tergantung kebutuhan.
            Tidak banyak berbeda dengan tanaman cabai di ladang, tanaman cabai rawit dalam pot pun tak luput dari serangan hama dan penyakit. Hanya, intensitasnya tidak separah di ladang. Serangan hama dan penyakit ini mampu menghambat pertumbuhan atau menurunkan produksi tanaman, hingga menyebabkan kematian. Contoh dari hama diantaranya kutu daun (MyzuspersicaeSulz.), thirps (Thripstabacci), ulat grayak(Spodopteralitura), ulat buah (HeliothisarmigeraHubner), lalat buah (DacusDorsalis), tungau merah (Tetranycusbimaculatus), dan belalang (Valanganigricornis). Sedangkan penyakit contohnya adalah bercak daun, busuk daun, busuk buah, layu bakteri, penyakit virus dan penyakit fisiologis.
            Pemanenan cabai rawit dilakukan setelah tanaman berumur sekitar 3-4 bulan. Panen awal ini biasanya masih sedikit karena tanaman belum berbuah lebat. Pemetikan cabai dapat dilakukan dengan tangan langsung atau memakai gunting tajam. Buah cabai harus dipetik bersama tangkai buahnya agar cabai tidak mudah layu. Dari hasil pemetikan tersebut cabai dapat langsung digunakan atau disimpan. Penggunaan secara langsung diantaranya seperti, sambal terasi, sambal bawang, sambal terung, sambal tomat, sambal soto atau bakso, bumbu pecel, dan sambal lotis. Sedangkan penggunaan secara tidak langsung contohnya cabai kering dan saus cabai.
-credit to : megasepti-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar