Resensi Buku : RECTOVERSO Sentuh Hati dari Dua Sisi - Alwan.id

Baru

Minggu, 11 Juni 2017

Resensi Buku : RECTOVERSO Sentuh Hati dari Dua Sisi

Resensi Buku : RECTOVERSO Sentuh Hati dari Dua Sisi
Hai Sobat, kali ini saya akan membagikan resensi buku berjudul RECTOVERSO Sentuh Hati dari Dua Sisi karya Dewi Lestari. Cekidot sob
RECTOVERSO Sentuh Hati dari Dua Sisi

A. IDENTITAS BUKU 
Judul               : Rectoverso “ Sentuh Hati dari Dua Sisi “
Penulis             : Dewi Lestari “ DEE “
Penerbit          : Bentang Pustaka
Tahun terbit     : 2013
Halaman         : 174 halaman
Harga              : Rp. 49.000,00


B. KEPENGARANGAN
            Sudut pandang penulis : Dalam buku yang berjudul RECTOVERSO ini sudut pandang penulis berbeda – beda sesuai dengan minat penulis. Didalamnya ada yang susut pandang orang pertama, orang ketiga serbatahu.
            Gaya bahasa yang digunakan: gaya bahasa yang digunakan campuran, ada yang baku dan ada juga yang tidak baku. Gaya Bahasa yang digunakan juga dominan bahasa anak remaja atau orang dewasa. Selain itu, ada juga yang menggunakan bahasa internasional atau bahasa inggris.


C. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN

1. Curhat Buat Sahabat
          Kelebihan : Penulis menggunakan bahasa yang dapat menyentuh hati, didalamnya juga terdapat puisi, sehingga pembaca dapat lebih terbawa dalam ceritanya.
           Kekurangan :Pembaca mungkin dari berbagai kalangan, jadi yang tidak terbiasa dengan bahasa sastra akan sulit dimengerti alur ceritanya.


2. Malaikat Juga Tahu
        Kelebihan : Ceritanya sangat menyentuh, seperti mencerminkan kehidupan cinta yang sebenarnya.
            Kekurangan : Akhir cerita ini masih menggantung, tidak jelas bagaimana nasib sang wanita.


3. Hanya Isyarat
            Kelebihan : Bahasa yang digunakan menyentuh hati, dan alur ceritanya sangat mudah diikuti
        Kekurangan : Ceritanya tanpa akhir, masih menjadi misteri bagaimana kelanjutan kisah cintanya.


4. Firasat
         Kelebihan : Ceritanya sangat pilu, mampu membawa pembaca agar menjadi tokoh utama dalam cerita.
          Kekurangan : Akhir cerita menyedihkan, dan apakah sang lelaki akan kembali dan apa yang terjadi dengan lelaki tersebut, masih tidak disebutkan dalam cerita.
        Dalam kumpulan cerpen Rectoverso ini menyajikan sebuah kisah tentang percintaan. Berikut beberapa cerita yang ada dalam Rectoverso


Curhat Buat Sahabat

            Kisah ini tentang curahan hati seorang perempuan kepada sahabat lelakinya. Selama 5 tahun perempuan ini tergila-gila dengan lelaki tersebut. Lelaki itu hingga baru menyadari jika ternyata orang yang dia cintai setengah mati itu adalah orang yang salah. Perempuan itu baru menyadari ketika dia sedang sakit, sendiri, hingga tidak sanggup terbangun meski hanya untuk mengambil segelas air putih yang dia butuhkan untuk melepaskan dahaganya. Tidak muluk-muluk yang dia butuhkan saat itu hanya orang yang bisa menyayanginya, dan segelas air putih. “ Ya. Diam! Diam ditempat Tidak lagi usaha macam-macam, mimpi muluk-muluk. Karena aku yakin diluar sana, pasti ada orang yang mau tulus sayang sama aku, yang mau menemani aku pada saat susah, pada saat aku sakit…”. Berikut adalah cuplikan ungkapan menyentuh tentang Curhat buat Sahabat

Sahabatku, usai tawa ini zinkan aku bercerita

Telah jauh, kumendaki

Sesak udara di atas puncak khayalan

Jangan sampai kau di sana

Telah jauh, kuterjatuh

Pedihnya luka di dasar jurang kecewa

Dan kini sampailah, aku di sini yang cuma ingin diam

Duduk di tempatku menanti seorang yang biasa saja

Segelas air ditangannya, kala kuterbaring sakit

Yang sudi dekat, mendekap tanganku

Mencari teduhnya dalam mataku

Dan berbisik “Pandang aku, kau tak sendiri,oh dewiku…”

Dan demi Tuhan, hanya itulah yang itu saja kuinginkan

Telah lama kumenanti

Satu malam sunyi untuk ku akhiri

Dan usai tangis ini, aku kan berjanji…

Untuk diam, duduk di tempatku

Menanti seorang yang biasa saja

Segelas air ditangannya, kala kuterbaring sakit

Menentang malam, tanpa bimbang lagi

Demi satu dewi yang telah bermimpi

Dan berbisik “ selamat tidur, tak perlu bermimpi bersamaku…”

Wahai Tuhan, jangan bilang lagi itu terlalu tinggi

Malaikat Juga Tahu

            Kesempatan kali ini Dee menulis cerpen dan lagunya dengan tema “ Malaikat Juga Tahu “. Cerita pendek ini mengisahkan tentang seorang perempuan yang sangat kuat dan tegar menjalani kehidupannya bersama anaknya yang memiliki cacat mental. Perempuan tersebut akrab dipanggil dengan sebutan “Bunda”. Rumah bunda yang besar dan memiliki banyak kamar adalah rumah indekos paling legendaries. Bunda mempunyai 2 orang anak akrab dipanggil Abang dan Adik. Si Abang memiliki keterbelakangan mental, tapi cukup cerdas. Dalam tubuh pria 38 tahun tersebut bersemayam mental anak 4 tahun, demikian menurut para ahli jiwa yang didatangkan bunda. Dia yang selama ini membantu ibunya mengurusi kost-kostan, mencuci, beres-beres, dll. Sementara si Adik, merantau di luar negeri.
        Abang bersahabat dengan seorang perempuan penghuni kost, dan jatuh cinta dengan perempuan tersebut. Akan tetapi, ternyata perempuan ini jatuh hati dengan Adiknya. Bunda telah berbicara dari hati ke hati dengan perempuan ini, siapa diantara keduanya yang patut untuk dipilih. Tetapi perempuan tersebut tidak akan memilih manusia satu itu “Abang” untuk dijadikan pacarnya. Hingga bunda berkata sesuatu yang nenyentuh “ Dia mencintai tidak cuma dengan hati. Tapi seluruh jiwanya. Bukan basa-basi surat cinta, tidak Cuma rayuan gombal, tapi fakta. Adiknya bisa cinta sama kamu, tapi kalau kalian putus, dia dengan gampang cari lagi. Tapi Abang tidak mungkin cari yang lain. Dia cinta sama kamu tanpa pilihan seumur hidupnya.”
           Bunda menginginkan perempuan itu setiap malam minggu harus ke rumahnya, tidak bisa tidak. Tetapi perempuan itu keberatan dengan keinginan bunda. Hingga akhirnya perempuan itu meninggalkan mereka semua, dan tidak pernah muncul kembali setiap malam minggu. Bunda menangisi setiap malam minggu, karena si Abang selalu memberantaki barang-barang disetiap malam minggunya. Kalau beruntung Abang akhirnya kelelahan sendiri lalu tertidur di pangkuan ibunya. Kalau tidak, sang ibu terpaksa menutup hari abangnya dengan obat penenang. “Mereka yang tidak paham dahsyatnya api akan mengobarkannya dengan sembrono. Mereka yang tidak paham energi cinta akan meledakkannya dengan sia-sia. Dirinya bukan malaikat yang tahu siapa lebih mencintai siapa dan untuk berapa lama. Tidak penting. Ia sudah tahu. Cintanya adalah paket air mata, keringat, dan dedikasi untuk merangkai jutaan hal kecil agar dunia ini menjadi tempat yang indah dan masuk akal bagi seseorang”

Hanya Isyarat

           Cerita ini mengisahkan tentang seseorang yang hanya mengagumi seseorang tanpa orang itu tahu, meski jaraknya hanya tinggal beberapa centimeter didepannya. Mencintai seseorang hanya sebatas punggungnya saja. Tidak bisa memiliki dirinya secara utuh. Hanya bisa menyampaikan perasaan lewat alam. Terletak pada halaman 52 “Namun orang itu hanya mampu kugapai sebatas punggungnya saja. Seseorang yang cuma sanggup kuhayati bayangannya dan tak kan pernah kumiliki keutuhannya. Seseorang yang hadir sekelebat bagai bintang jatuh yang lenyap keluar dari bingkai mata sebelum tangan ini sanggup mengejar. Seseorang yang hanya bisa kukirimi isyarat sehalus udara, langit, awan atau hujan. Seseorang yang selamanya harus kubiarkan berupa sebentuk punggung karena kalau sampai ia berbalik niscaya hatiku hangus oleh cinta dan siksa.”

Firasat

         Ini termasuk cerita yang sangat pilu, ketika seorang perempuan mengagumi seorang lelaki yang ditemuinya di sebuah Klub Firasat. Pemuda itu adalah pemimpin Klub. Selama ini, si perempuan hanya sebagai pendengar, tidak pernah ikut berbagi ataupun menanggapi. Hingga pada suatu kesempatan, dia bisa lebih dekat mengenal lelaki itu. Tapi sayangnya tak lama setelah itu, lelaki itu harus pergi.
         “Akhirnya, bagai sungai yang mendamba samudera. Kutahu pasti kemana ku kan ku bermuara. Semoga ada waktu. Sayangku, kupercaya alam pun berbahasa. Ada makna dibalik semua pertanda. Firasat ini…Rasa rindukah atau tanda bahaya? Aku tak peduli, kuterus berlari…”
        Rectoverso merupakan paduan dua media yaitu buku dan lagu dalam satu karya yang unik. Tema yang diusung adalah Sentuh Hati dari Dua Sisi. Rectoverso merupakan pengistilahan untuk dua citra yang seolah terpisah tapi sesungguhnya satu kesatuan. Membaca dan mendengarkan Rectoverso, seolah melihat cerita dari dua dunia berbeda namun sebenarnya saling melengkapi.
        Menurut saya kumpulan cerita pendek dalam novel “Rectoverso” dapat dikatakan hadir dengan mahakarya yang unik. Rectoverso merupakan perpaduan antara fiksi dan musik yang berpadu dalam satu kesempatan. Perpaduan antara fiksi dan music tersebut dapat dinikmati secara terpisah maupun bersamaan. Keduanya saling melengkapi dan merupakan satu kesatuan. Inilah cermin dari dua dunia Dewi Lestari yang diekspresikan dalam kreativitas tunggal bertajuk “Rectoverso”. Dengan fiksinya dan  musiknya dapat melengkapi penghayatan dan menemukan sebuah pengalaman baru. Dee bercerita dengan keunikan dan kejernihan yang sangat memukau dalam kisah-kisahnya. Cerita-cerita ini sederhana tetapi menampilkan yang luar biasa dari yang biasa. Dee menyuguhkan kumpulan cerpen yang dikemas dalam buku beserta CD. Kedua karya ini saling bercermin, tetapi pada saat bersamaan bisa dinikmati sebagai dua karya yang terpisah. Dalam fiksi ini yang terpenting bukan alur maupun ceritanya, melainkan nuansa bahasa dan suasana hati penuturnya berbicara.
       Kisah-kisah yang terdapat dalam Rectoverso ini, Dee sangat piawai dalam bercerita dengan tema-tema yang unik serta bahasa yang segar dan energik. Ketika saya membaca novel dan telinga saya mendengarkan musiknya, muncul sensasi baru yang mampu berkolaborasi dengan manisnya. Sisi romantisme dalam novel ini sangat terasa di beberapa cerita yang saya baca. Dee mengajak kita untuk lebih memahami akan kehidupan dan cinta sambil menjelajahi ruang imajinasinya, tentunya dengan bahasa sastra yang telah menjadi ciri khasnya.
        Rectoverso memiliki dua cerita yang menggunakan bahasa inggris yaitu Grow a Day Older dan Back to Heaven’s Light. Sedikit disayangkan karena tidak semua pembaca memahami bahasa inggris. Kalaupun membaca harus ditemani kamus untuk mengartikan kata-kata yang tidak dimengerti. Tetapi tidak akan memahami secara mendetail. Disini Penulis tidak memberikan nama pada setiap tokohnya, kebanyakan hanya menggunakan kata ganti aku, dia, mereka, dsb. Sebenarnya hal ini sedikit mebingungkan, karena ketika awal membaca kita tidak tahu dari sudut pandang siapakah cerita tersebut dikisahkan. Apakah sudut pandang seorang perempuan atau laki-laki. Namun, setelah mencermati lebih lanjut cerita yang kita baca, hal tersebut tidak menjadi persoalan lagi, malah menjadi sebuah kelebihan dimana seolah-olah cerita tersebut dialami pembaca sebagai tokoh aku. Dee mampu membius pembaca dalam cerita yang ia buat. Namun kendala yang dialami pembaca yaitu merasa kesulitan dengan bahasa Dee.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar