Hai Sobat, kali ini saya akan membagikan resensi buku berjudul menari di surga karangan Agustrijanto. Cekidot sob
Identitas Buku
Judul : Menari di SurgaPenulis : Agustrijanto
Penerbit : Gema Insani
Tahun Terbit : 2004
Cetakan : Pertama, Januari 2004
Dimensi : 17,5 cm
Tebal : 206 halaman
Agustrijanto, lahir di Bandung, 16 Agustus 1972. Menjabat sebagai
Script-copywriter di PT Syaamil Cipta Media, tidak mengurangi kreativitasnya
dalam dunia tulis-menulis. Penulis yang saat ini tinggal di kota Kembang
Bandung telah melahirkan karya-karya yang kerap kali mendapatkan berbagai penghargaan,
baik berupa cerpen, puisi, novel, dan buku ilmiah yang kini sudah tersebar di
berbagai media.Salah satunya adalah kumpulan cerpen “Menari di Surga”.
Ada yang membuat kumpulan cerpen “Menari di Surga” karya Agustrijanto ini
berbeda dari yang lain. Beberapa cerpennya berlatar belakang sejarah, namun
sangat mudah dinikmati layaknya cerita pada umunya. Ia seperti menarik pembaca
ke dalam suasana masa yang telah lampau.
Buku Kumpulan Cerpen “Menari di Surga” ini menyajikan dua belas cerita
pendek, diantaranya Aku adalah Rajamu, Menari di Surga, Keimanan Tertinggi,
Haji Mabrur, Syair Duka Suzanne-Surapati, Hakim Kedua, Patah Tangan Kanan,
Flamenco, Perasaan, Legong Ahmad, Trompong, Palang Kayu Berdamping Sabit.
Diantara dua belas judul cerita ini, ada satu cerita yang menurut saya
paling menarik dan mengandung makna yang sangat baik untuk para pembacanya,
yakni “Menari di Surga” yang menjadi cover
pada buku kumpulan cerpen ini. Menari di Surga adalah salah satu cerpennya yang
mengguratkan kepedihan keluarga pengamen dalam kemiskinan mereka. Di perankan
oleh 3 tokoh utama yakni Siti Sundari, Sutrimo, dan anaknya Suminten cerita ini
dimulai dari menceritakan kehidupannya sebagai petani miskin, hingga memutuskan
untuk merantau ke Jogjakarta untuk mencari penghidupan yang lebih baik, dan
alhasil mereka hanya berkerja sebagai pengamen jalanan dengan cara menari. Di
akhir cerita, si anak yang berperan sebagai pengamen tertabrak mobil saat
hendak mengambil uang receh yang dilempar oleh penumpang Angkot. Banyak sekali
makna yang terdapat pada cerpen “Menari di Surga” ini salah satu yang utama adalah
pantang menyerah dan semangat dalam menghadapi kehidupan meskipun di luar sana
banyak gunjingan yang datang.
Jika dilihat dari segi unsur intrinsikya, Agustrijanto mengajak pembaca
untuk menyatu dalam cerita yang ia berikan dengan menggunakan sudut pandang
orang pertama pada sebagian besar isi cerpennya. Selain itu bahasa yang
digunakan dalam kumpulan cerpen ini baik, jelas dan mudah dipahami.Hal itu
berhasil menghasilkan cerpen-cerpen yang kreatif.
Setelah membaca buku kumpulan
cerpen “Menari di Surga“ karya Agustrijanto ini,kita sebagi pembaca akan tersentuh
dan mendapatkan banyak sekali dampak positif karena dalam cerita ini ada banyak
kandungan makna yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Cerita-cerita yang ada dalam buku ini juga berbeda dengan cerita-cerita yang
sebelumnya sudah saya baca. Menurut saya, cerita di dalam buku ini lebih
menarik karena menyajikan berbagai kisah inspiratif yang dikemas apik.
Buku kumpulan cerpen ini memiliki kekurangan, diantaranya adalah terkadang
penggunaan alur dan latar yang kurang jelas. Sehingga, pembaca sulit memahami
isi yang ada. Terlepas dari itu semua, buku ini jauh baik dari buku yang sudah
pernah saya baca sebelumnya. Kekurangan yang ada hanya tinggal diperbaiki oleh
pengarang agar kedepannya karya yang dihasilkan bisa lebih baik lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar